KERATON PONTIANAK
Pada bagian depan, tengah, dan kiri depan istana pengunjug
dapat melihat meriam kuno buatan Perancis dan Portugis. Dari sini, pegunjung
juga dapat melihat anjungan, sebuah ruangan yang menjorok ke depan yang dulunya
digunakan Sultan sebagai tempat peristirahatan atau untuk sekedar menikmati
keindahan pemandangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak.
Masih di ruangan ini, pengunjung juga dapat melihat
genta, sebuah alat yang dulunya dipakai untuk penanda adanya marabahaya.
Pada aula utama keraton ini juga terdapat cermin antik dari Perancis yang oleh
masyarakat setempat disebut “kaca seribu”.Keraton Kadriah juga masih memiliki
koleksi benda- benda bersejarah yang cukup lengkap seperti beragam perhiasan
yang digunakan secara turun temurun, benda-benda kuno, barang pecah belah, foto
keluarga Sultan dan arca- arca.
Kata Pontianak sendiri berasal dari nama hantu wanita dalam
bahasa Melayu, yang di Jawa dikenal dengan Kuntilanak. Konon ketika tengah
menyusuri sungai kapuas untuk membuka kerajaan baru, di suatu tempat yang kini
bernama Batulayang, rombongan kapal kakap Syarif Abdurrahman Alkadrie diganggu
hantu-hantu wanita tersebut. Sultan pun menghentikan rombongan dan memutuskan
untuk bermalam di tempat itu.
Terlepas dari bagaimanapun kondisi fisik peninggalan
bersejarah tersebut saat ini, berdiri kembalinya kesultanan Kadriah
menyemburatkan harapan baru hati umat Islam Pontianak. Gerbong peradaban yang didirikan
Syarif Abdurrahman itu akan kembali berderak, menyongsong terbitnya fajar baru
kejayaan Islam, yang berbasis visi awal kesultanan Kadriah, yakni “tahta untuk
dakwah.”
mungkin
inilah sekilas informasi untuk kawan-kawan yang berada di luar kota
Pontianak atau yang berada di Pontianak sendiri yang mungkin belum
sempat berkunjung ketempat istimewa ini
sekian dan terima kasih.
Mr. R
Padu......
ReplyDelete