5
januari 2012, tahun dimana seluruh dunia dihebohkan dengan ramalan kiamat dari
suku maya yang ternyata hanya bualan belaka, yang bagiku menjadi tahun yang begitu
amat special yang sampai saat ini aku rasakan. 5 januari didepan sebuah gedung
nan megah aku berada dibawah siraman sinar mentari pagi, bersantai bersamanya
yang selalu menyejukkan hati, dikota bestari aku memulai cerita ini.
Cerita yang mengisahkan dua remaja labil dengan sejuta cita-cita dan angan-angan indah untuk masa depan, pertemuan yang berujung perpisahan karena aku akan liburan kekota asalku Pontianak.
Kota
yang orang-orang sebut kota bersinar tapi saat ini menjadi kota besar dengan
jumlah kabut asap yang menggumpal dilangitnya. Tapi berbeda, ketika itu
Pontianak benar-benar menunjukan pesonanya. Haha sedikit lebay, dan kembali
kecerita.
Pertemuan pertama itu terlaksana mungkin karena kebetulan atau disengaja aku tidak bisa membedakan keduanya, yang pastinya aku menginginkan pertemuan itu. Memang agak garing karena kami hanya ditemani dedaunan kering yang berguguran dan 2 gelas teh es juga penjualnya yang hampir aku lupakan karena terlalu terhanyut dalam suasana indah layaknya kehidupan paralel yang tak bisa aku jelaskan.
Hahaha,
cukup garing tapi berkesan, itulah pertemuan dengan malaikat kecil yang sampai
saat ini selalu bisa menerimaku tanpa pernah meminta lebih. Aku selalu merasa
bangga karena bisa menjadi bagian dari cerita hidupnya yang mungkin sedikit
memilukan baginya karena ada seseorang yang tak berguna ini. Tapi bagiku dia
adalah malaikat tanpa sayap dengan sejuta pesona yang selalu hadir disetiap
malamku.
Mungkin sampai disini dulu kisahku untuk siang hari pada empat tahun yang lalu, see you.
Siape tuh?
ReplyDelete